Obat-obatan biasanya hanya dapat meredakan
gejala, tetapi tidak memperbaiki akar penyebab masalah kesehatan. Sehingga
sebaiknya beralih pada hal-hal yang dapat mengelola penyebab penyakit. Gaya
hidup sehat merupakan cara yang paling utama untuk mencegah berbagai penyakit.
Sehingga perubahan gaya hidup juga dapat mengelola penyebab suatu penyakit.
"Ada terapi alami yang tersedia yang jauh
lebih aman, seringkali lebih efektif, dan lebih murah. Tetapi juga bukan
berarti harus langsung berhenti mengonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan
dokter," kata Jacob Teitelbaum, MD.
Berikut daftar 5 obat yang paling sering
digunakan dan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola penyebab penyakit
seperti dikutip dari MSNHealth, Selasa (28/2/2012) antara lain:
1. Chiropractic untuk
gantikan obat pereda nyeri, seperti Hydrocodone atau acetaminophen
Berdasarkan hasil statistik, dokter menulis
lebih dari 131 juta resep untuk obat-obatan pereda nyeri tahun lalu. Namun
terdapat cara alami untuk menggantikan obat pereda nyeri tersebut Bahan-bahan
seperti acetaminophen juga dapat merusak hati dalam jangka panjang. Daripada
mengandalkan obat untuk meredakan rasa sakit, cobalah untuk mengatasi pemicu
rasa sakit tersebut.
"Obat pereda rasa sakit tidak akan pernah
menjadi jawaban untuk memecahkan rasa sakit karena hanya meredakan gejala,
bukan penyebab. Nyeri dapat disebabkan oleh gangguan dalam sistem saraf tubuh.
Sehingga dengan memanipulasi sistem saluran utama saraf ke otak dapat membantu
meredakan rasa nyeri," kata Sungwon D. Yoo, DC, MSAOM, L.Ac.
Menurut Archives of Physical Medicine and
Rehabilitation, orang dengan nyeri punggung bawah yang menerima hanya 4 sesi
pengobatan chiropractic dalam 2 minggu menunjukkan peningkatan yang lebih besar
dalam sakit dibandingkan dengan orang yang menerima perawatan biasa.
2. Diet makanan
sehari-hari dapat menggantikan obat penurun kolesterol
Statin mencegah hati dari membuat kolesterol
dengan menghambat enzim yang diperlukan. Dengan mengubah diet sehari-hari dapat
membuat orang terbebas dari obat resep statin. Makanan tertentu dapat membantu
mengurangi peradangan dalam tubuh dan telah terbukti menurunkan kolesterol
jahat (LDL) atau meningkatkan kolesterol baik (HDL) secara alami.
Makanan tersebut, seperti gandum, bawang putih,
minyak zaitun, dan anggur merah. Bawang putih dapat melindungi jantung oleh
karena asam amino yang disebut allicin, yang dilepaskan ketika bawang putih
dihancurkan. Allicin melindungi jantung dengan menjaga kolesterol menempel ke
dinding arteri.
3. Asupan kalium dan
magnesium dapat menjadi alternatif obat tekanan darah tinggi
Obat untuk tekanan darah tinggi juga termasuk
daftar teratas obat yang sering digunakan. Obat resep dapat memainkan peran
penting dalam menurunkan tekanan darah, tetapi dengan bantuan dokter dan
suplemen yang tepat, mungkin dapat mengurangi atau akhirnya berhenti minum obat
resep tersebut.
Meningkatkan asupan kalium, sekitar 500 mg
sehari dan magnesium sekitar 200 mg sehari sangat efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada kebanyakan orang. Kalium dapat terkandung dalam pisang, jus
tomat atau air kelapa.
4. Suplemen kelenjar
tiroid dapat menjadi alternatif obat yang sering diresepkan untuk
hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah paling umum pada wanita
di atas usia 50 tahun. Bahkan, sebanyak 10 persen wanita di atas 50 tahun akan
memiliki hipotiroidisme ringan. Lebih dari 70 juta resep diberikan untuk
hipotiroidisme per tahun.
Masalah tiroid rendah mungkin terjadi karena
tiroid sedang diserang oleh sistem kekebalan, tetapi juga dapat terjadi dari
kekurangan mineral seperti yodium, besi, atau selenium. Berkonsultasilah dengan
dokter mengenai konsumsi suplemen mineral yang mungkin dapat membantu.
"Suplemen kelenjar tiroid memasok bahan
baku yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan fungsi tiroid," kata Dr
Teitelbaum. Jika berisiko untuk penyakit jantung, mengonsumsi suplemen tiroid
dapat memicu jantung berdebar-debar atau bahkan serangan jantung atau angina.
Maka sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
5. Perubahan gaya hidup
dapat mencegah refluks asam sehingga tidak perlu mengonsumsi obat untuk refluks
asam
"Jumlah resep untuk obat refluks asam
meningkat hingga 8 juta pada tahun 2010. Orang mengonsumsi obat pereda refluks
asam, misalnya Prilosec, dapat memblok asam klorida pelindung (HCL) di perut,
yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di usus kecil dan
akhirnya kekurangan mineral dengan menghalangi penyerapan," kata Liz
Lipski, PhD, KKN.
Maka sebaiknya harus mencoba untuk menemukan
faktor-faktor yang mendasari menyebabkan gangguan pencernaan atau refluks asam
bukan hanya meredakan gejalanya dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup
sederhana, seperti penentuan kepekaan terhadap makanan sehingga dapat
menghindari makanan yang memicu refluks asam, makan secara perlahan, dan
pengelolaan stres.
0 comments:
Post a Comment